Percantik jilbab dengan kreasi aksesoris yang anggun, simpel dan mewah.

Monday, December 19, 2016

Sebuah cerita tentang jilbab hati

Sebuah cerita tentang jilbab hati

Sebuah cerita tentang jilbab hati

Sudah sering kita dengar ketika kita menasehati teman atau saudari kita untuk mengenkan jilbab. Mereka selalu enjawab " yang penting hatinya dulu dihijabin baru nanti fisiknya. Untuk apa berhijab kalau belum bisa menjad sholehah." Kali ini kami akan sedikit bercerita tentang kisah seorang wanita yang taat beragama namun ia tidak mengenakan hijab. Simak ceritanya sebagai berikut :

Pernah ada seorang wanita yg dikenal taat beribadah. Ia kadang menjalankan ibadah sunnah. Hanya satu kekurangannya, ia takmau berjilbab. Menutup auratnya.

Setiap kali ditanya ia hanya tersenyum dan menjawab "InsyaAllah yg penting hati dulu yg berjilbab." (jawaban yg sering terdengar dari kaum hawa). Sudah banyak orang menanyakan maupun menasehatinya, tapi jawabannya tetap sama.

Hingga disuatu malam, ia bermimpi sedang disebuah taman yg sangat indah. Rumputnya sangat hijau, berbagai macam bunga bermekaran. Ia bahkan bisa merasakan segarnya udara dan wanginya bunga. Sebuah sungai yg sangat jernih hingga dasarnya kelihatan, melintas dipinggir taman. Semilir angin pun ia rasakan disela-sela jarinya.

Ia tak sendiri. Ada beberapa wanita disitu yg terlihat juga sedang menikmati keindahan taman. Ia pun menghampiri salah satu wanita. Wajahnya sangat bersih seakan-akan memancarkan cahaya yg sangat lembut.

"Assalamu'alaikum, saudariku..."
"Wa'alaikum salam. Selamat datang saudariku."

"Terimakasih. Apakah ini surga?"

Wanita itu hanya tersenyum. "Tentu saja bukan, saudariku. Ini hanyalah tempat menunggu sebelum ke surga."
"benarkah? takbisa kubayangkan seperti apa indahnya surga jika tempat menunggunya saja sudah seindah ini."

Wanita itu tersenyum lagi, "Amalan apa yg bisa membuatmu kemari, saudariku?"
"Aku selalu menjaga waktu shlat dan aku menambahnya dengan ibadah sunnah."
"Alhamdulillah...."

Tiba-tiba jauh diujung taman ia melihat sebuah pintu yg sangat indah. Pintu itu terbuka. Dan dia melihat beberapa wanita yg berada di Taman mulai memasukinya satu persatu.

"Ayo kita ikuti mereka." kata wanita itu setengah berlari. "Ada apa dibalik pintu itu?" Katanya sambil mengikuti wanita itu. " Tentu saja surga saudariku," larinya semakin cepat. "Tunggu.....tunggu akuuu....."

Dia berlari nemun tetap tertinggal, wanita itu hanya setengah berlari sambil tersenyum kepadanya. Ia tetap tak mampu mengejarnya meski ia sudah berlari. Ia lalu berteriak. "Amalan apa yg telah kau lakukan hingga engkau begitu ringan?"
"Sama dengan enkau saudariku," jawab wanita itu sambil tersenyum.

Wanita itu telah mencapai pintu. Sebelah kakinya telah melewati pintu. Sebelum wanita itu melewati pintu sepenuhnya, ia berteriak pada wanita itu. "Amalan apalagi yg kau lakukan yg tdk ku lakukan?"
Wanita itu menatapnya dan tersenyum, Lalu berkata, "Apakah kau tak memperhatikan dirimu, apa yg membedakan dengan diriku?"

ia sudah kehabisan nafas tak mampu lagi menjawab.

"Apakah kau mengira Rabbmu akan mengijinkanmu masuk ke Surga-Nya tanpa jilbab menutup auratmu?"
Tubuh wanita itu telah melewati pintu. Tapi tiba-tiba kepalanya mengintip keluar, memandangnya dan berkata, "Sungguh sangat disayangkan amalanmu tak mampu membuatmu mengikutiku memasuki surga ini untuk dirimu. Cukuplah surga hanya sampai hatimu karena niatmu adalah menhijabi hati."

Ia tertegun lalu terbangun, beristighfar lalu mengambil air wudhu. Ia tunaikan shalat malam. Menangis dan menyesali perkataannya dulu. Berjanji pada Allah sejak saat itu akan menutup auratnya.

Saudariku, "Sesungguhnya seorang mukmin menganggap dosa itu bagaikan bukit besar yg kuatir jatuh padanya, sedang orang kafir memandang dosa bagaikan lalat yg hinggap di atas hidungnya."

Sekarang tanyakanlah ke dalam hati nurani mereka yg mengaku Muslimah itu. Apakah melakukan dosa itu bagaikan gunung yg sewaktu-waktu jatuh menghimpitnya atau bagaikan lalat yg hinggap dihidung mereka?

kalau kaum wanita yg tak mau memakai jilbab, menganggap enteng dosa mereka bagaikan lalat yg hinggap dihidungnya lalu tdk segera bertaubat didalam hidupnya. Atau dalam perkataan lain tidak ada perasaan takut kepada Allah maka mereka tak akan mendapatkan syafaat atau pertolongan Nabi Muhammad SAW nanti di akhirat.

Bukankah Allah telah memerintahkannya didalam Al-Qur'an :

"Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang-orang mukmin : Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah maha pengampun dan penyayang. (Al-Ahzab.59)"

Aurat adalah kewajiban seorang wanita muslimah tepat ketika dia berikrar menjadi seorang muslimah,tidak ada menunda-nunda dalam memakainya dan tanpa pertimbangan apapun dgn cara yg minimal atau maksimal.

Dengan tegas saya tekankan membuka kepala dan aurat selainya adalah haram yg tidak bisa ditawar lagi karena kewajiban itu adalah sudah ditetapkan dari pemahaman ayat-ayat Al-Qur'an. Dan sudah jelas bahwa Al-Qur'an sebagai satu-satunya yg di tinggalkan Nabi Saw kepada umatnya yg telah dijelaskan dan didukung dengan Hadist Nabi Saw.

Wallahu A'alam Bishawab....
Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yg bermanfaat dan bernilai ibadah..

Via : Sebuah cerita tentang jilbab hati

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sebuah cerita tentang jilbab hati

0 comments:

Post a Comment

Iklan